Selasa, 06 Maret 2018

PLEDGE OF BELIEVERS



Perkara iman ini memang perkara yg sangat individual. Aku tak bisa menunggangi orang lain atas imanku sendiri. Biarpun terhadap teman-lelapku yang shalih nan mencintaiku. Tetap, aku harus berusaha sendiri menggapai Rabb-ku.

Perkara iman ini memang murni perjalananku sendiri. Tak bisa aku menumpang pundak orang lain dengan mengharapkan orang lain berjalan untukku juga... karena dia dan aku sama2 manusia yang tak kuasa.

Perkara iman ini memang tanggung jawabku sendiri. Sebab tak ada yang paling memperjuangkan imanku, sampai saat ini, selain aku sendiri yg harus untuk itu. Bahkan teman seranjangku.

Boleh saja mempercayakan hidup pada orang yg paling dicintai. Tapi tidak untuk iman. Perkara iman, tetap harus kutanggung dan kuperjuangkan sendiri.

Bersusah-payahlah untuk imanmu... sebagaimana dulu Rasulullah bersusah payah mengusahakanmu beriman.

Iman mengantarkanku kepada kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH. Kalimat yang mematahkan sedih, mendatangkan ikhlas, dan menenangkan hatiku.

LAA ILAAHA ILLALLAAH. Ikrar orang beriman. Yakinkan diri bahwa cukuplah Allah di dalam hati. Hanya iman yg menjaga keterikatanku dengan Sumber kebahagiaan... Allah SWT.

Setelah pernikahan, hadirnya teman hidup bukan berarti menyandarkan kebahagiaan sepenuhnya pada pasangan. Malah semakin sadar bahwa semata2 hanya iman yg bisa diandalkan. Bukan manusia. Meski ia sudah sangat berusaha membahagiakan kita.

LAA ILAAHA ILLALLAAH. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah satu yg paling kita kejar. Jangan sampai salah menggantungkan harap pada makhluk yg terbatas. Adanya... kewajiban kita terhadap sesama manusia adalah berlapangdada, juga terus memberi kebaikan dan doa.

Semoga Allah kumpulkan lagi kita di Surga-Nya dalam versi yg sempurna...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar