Selasa, 04 April 2017

Batal menikah karena weton?? Baca dulu ini..

Assalamualaikum...

Brader... Sebagai orang jawa pastilah sampean tidak asing dengan adat hitungan neptu/weton. Yup.. hitungan semacam ini memang sudah ada sejak dahulu kala,.. Entah siapa yang memulai, yang jelas adat ini sudah ada sebelum islam masuk ke pulau jawa.. (imho)... Hitungan ini di dasari dari nilai hari dan nilai pasaran.. Kenyataannya bagi orang jawa, ternyata hari ada nilainya loh,,hehehe.. Misalnya hari senin jumlahnya berapa, terus pasarannya jumlahnya berapa, Kemudian dijumlah(di tambahkan antara nilai hari dan nilai pasaran),.. Dari jumlah inilah yang nantinya terdapat 5 bagian hal,yakni SANDANG PAPAN PANGAN LORO dan PATI.. Dimana SANDANG PANGAN dan PAPAN adalah hal baik, sedangkan LORO dan PATI adalah hal 'buruk'nya.. Kebayang kan ribetnya heheheheh..

Untuk lebih jelasnya, monggo lihat di tabel yang sudah pakde Heri buat di bawah ini..

HARI NILAI PASARAN NILAI
Minggu5Wage4
Senin 4 Kliwon 8
Selasa 3 Legi 5
Rabu 7 Pahing 9
Kamis 8 Pon 7
Jumat 6
Sabtu 9

Berikut adalah hitungan 'baik/buruknya'...

SANDANGPANGAN PAPAN LORO PATI
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 dst..

Nah hitungan ini biasanya akan di pakai oleh orang tua ketika akan ada pasangan yang akan menikah.. Contoh misalnya calon wanita weton harinya jumlahnya 13, sementara calon pria weton harinya jumlahnya 12. Maka jumlah hasilnya adalah 25, dan jumlah tersebut ternyata adalah 'PATI' yang notabene adalah 'buruk'.. Jika demikian tidak jarang orang tua akan menentang pernikahan tersebut dan sebisa mungkin untuk membatalkannya,.. Karna mereka para orang tua mempercayai jika hal itu terus di lanjutkan, maka seluruh keluarga akan mendapat keburukan.. nah loh..

Namun bagaimanakah pandangan ISLAM tentang ini??

“ Barang siapa mendatangi ahli nujum, kemudian ia mempercayai terhadap apa-apa yang diucapkan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.” (HR Al Bazzar)

“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang diramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252)

“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepadanya tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim 2230)

“Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah syirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)

“Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal” . (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menyebutkan, mempercayai ramalan menyebabkan seseorang jadi kufur dan tidak diterima shalatnya oleh Allah SWT. Allah juga menyebut bahwa orang yang percaya pada ramalan berarti dia telah syirik:

Persoalan nasib, jodoh, rezeki, mati, dan hari baik itu hanyalah Allah SWT. Manusia diberikan kesempatan oleh Allah untuk merencanakan dan berusaha semaksimal mungkin. Artinya, kita bisa merancang masa depan nasib, jodoh, rezeki, kecuali mati dengan kemampuan yang baik pula. Kalau sudah berusaha dengan maksimal, baru tawakal kepada Allah agar tidak menjadi hamba yang sombong.

Hanya Allah yang tahu akan hal yang ghaib atau belum pernah terjadi,

26. (dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
27. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.QS. Al Jin: 26-27

59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An’aam:59]

Dengan dasar ayat di atas jelaslah barangsiapa mengaku mengetahui perkara atau ilmu ghaib selain orang yang dikecualikan sebagaimana ayat di atas, maka ia telah kafir. Baik mengetahuinya dengan perantaraan membaca garis-garis tangan, di dalam gelas, perdukunan, sihir dan ilmu perbintangan atau selain itu.

Menurut Islam, semua hari adalah baik. Dulu pada jaman Jahiliyah, masyarakat Arab mempercayai bahwa menikah di bulan syawwal atau bulan-bulan haram seperti muharram akan mendatangkan malapetaka. Rasulullah s.a.w. kemudian mengikis kayakinan tersebut, beliau menikahi Aisyah r.a. pada bulan syawwal. Beliau juga menikahkan puterinya Fatimah pada bulan shafar dan sebagian riwayat mengatakan awal bulan Muharram.

Itulah pembahasan kali ini, selebihnya wallahu a'lam bishawab..

Semoga berguna... ciayoo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar